
foto : istimewa
Infoaktual,- Seorang remaja korban penggusuran Bantaran Sungai Bekasi menyinggung kebijakan Gubernur Jawabarat Dedi Mulyadi akan wisuda Sekolah.
Menurutnya, wisuda harus tetap dilakukan namun dengan biaya yang minim dan kesepakatan bersama antara orang tua dan pihak sekolah.
” Biar adil nih ya pak, semua murid tuh harus merasakan perpisahan, biaya nya kan bisa di tekan, jadi wisuda harus tetap ada,” ujar remaja bernama Aura, dikutip dari KDM channel, Minggu 27 April 2025.
Alumni SMAN 1 Cikarang Utara yang tinggal bersama kedua orang tuanya di Bantaran Sungai Bekasi tersebut lantas menyebut, wisuda tetap harus dilakukan karena banyak murid yang tak bisa berinteraktif dengan murid lainnya ketika perpisahan tidak digelar.
Kritik Aura pada Gubernur Jabar tersebut di amini oleh sang Ibunda yang setuju bahwa wisuda harus dilakukan karena jika tidak akan berdampak pada mental anak.
Bahkan, dia menyebut jika tidak ada perpisahan maka tidak ada kenangan bagi para murid meskipun ada biaya yang harus dikeluarkan.
” Wisuda harus ada walaupun ada biayanya,” ucapnya.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa Pemprov Jabar harus mengeluarkan dana Rp1,3 triliun untuk menebus ijazah murid yang ditahan pihak sekolah karena menunggak pembayaran.
Jika wisuda masih tetap digelar, maka orang tua harus menyiapkan lagi biaya hanya untuk acara seremonial tersebut.
” Suami ibu usaha apa? Oh botol kaca untuk bensin 2 tak, ibu kan tinggal di bantaran sungai milik negara yang saat ini digusur, sekarang lebih milih mana mengeluarkan biaya untuk wisuda atau buat ngontrak rumah?,” tanya Dedi Mulyadi.
Dia menambahkan, jika orang tua sayang pada anaknya seharusnya memberikan pengertian, dan hidup sesuai dengan kemampuan.
” Ibu bilang sayang pada anak, lho kenapa tinggal di Bantaran Sungai?, maksud saya gini, tinggalnya saja masih disana kok gaya hidupnya elit?,” tambah nya.
Dedi menegaskan bahwa tidak sejatinya membantu penghuni bantaran sungai yang digusur pemerintah, karena sudah tinggal di tanah negara, namun dari sisi kemanusiaan dia memfasilitasi puluhan penghuni untuk mendapatkan Rp10 juta dari Bank BJB untuk biaya sewa rumah.
” Lebih baik uang itu buat orang miskin yang lain saja, ibu miskin kan? makanya kalau mau dibantu gayanya jangan seperti orang kaya,” kata Dedi menegaskan.
Konten YouTube KDM pun dibanjiri komentar dari puluhan ribu netizen, salah satunya akun@irajuhara5299 yang berkomentar tidak layak keluarga Aura untuk dibantu karena dengan kehidupan pas – pasan tinggal di tanah negara namun bergaya elitis.
” Orang miskin ga tau diri, baiknya ga usah dibantu,mending dialihkan untuk yang bermanfaat,” tulis akun tersebut.
Sebelumnya Aura mengkritik Gubernur Jabar Dedi Mulyadi melalui unggahan Tiktoknya, karena menggusur rumahnya yang terletak di bantaran sungai Bekasi