Lompat ke konten
logo info aktual subang
Ads.
Home » Memori Tanjakan Emen,Jalur yang Rawan Kecelakaan

Memori Tanjakan Emen,Jalur yang Rawan Kecelakaan

Foto : Jalur Tanjakan Emen / Heru Mutahari

SUBANG – Berbicara tentang Kabupaten Subang tentu tak hanya mengenai keindahan alamnya. Namun juga soal tanjakan yang  bertahun-tahun lalu kerap memakan korban jiwa akibat kecelakaan maut yakni Tanjakan Emen yang sudah berganti nama menjadi Tanjakan Aman.

Senin pagi ( 13/10/2025 ) udara sejuk di sepanjang jalan kawasan Tangkuban Parahu menuju Subang terasa mengalir segar di sekujur tubuh. warna hijau pepohonan di samping kiri dan kanan terasa begitu memanjakan mata. 

Namun saat melintasi kawasan tanjakan Emen, Imbauan kewaspadaan mengendara terlihat begitu mencolok. Mengingat peristiwa kecelakaan maut yang terjadi bertahun-tahun lalu.

Bahkan untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan pengendara didirikanlah Tugu Emen yang memamerkan Mobil ringsek akibat kecelakaan maut. Dari data yang terhimpun, setidaknya pada 2018 lalu, kecelakaan maut di tanjakan ini  menewaskan 27 orang.

Kelvin Septiawan ( 34 ), salah seorang pengendara yang kerap melintasi jalur Tanjakan itu mengaku mengetahui pemberitaan kecelakaan maut di kawasan itu. Meski begitu ia mengaku tak terlalu khawatir dengan informasi itu.

Intinya, asal kondisi motor terpantau aman, dan hati-hati saat berkendara. Tanjakan Emen tetap terasa seperti jalan raya pada umumnya.  Justru yang ia takutkan kondisi jalanan yang gelap sekitar sebulanan lalu.

“Dulu setelah bangunan liar dirobohkan oleh Kang Dedy, kondisi malam di tanjakan Emen sempat gelap karena lampu-lampunya mati. Itu yang saya khawatirkan.” ujar Kelvin.

Soalnya dengan kondisi minim penerangan, tikungan jalan yang menurun di tanjakan Emen (dari arah Bandung) kadang tak terlihat. Sehingga, ia harus menurunkan kecepatan motor dan berhari-hati.

“Sekitar sebulanan lalu turunan yang berkelok di Emen selalu jadi perhatian utama saat berkendara. Soalnya dulu lampu pada mati,  harus ekstra hati-hati agar tetap selamat.” tambah Kelvin.

Pengendara lainnya Tegar Setiawan ( 25 ) mengaku kini sudah banyak perubahan yang terjadi di tanjakan Emen. Sehingga kasus kecelakaan yang banyak diakibatkan rem blong bisa diminimalisir. 

Menurut Tegar, selaku pengendara, fokus dan konsentrasi dalam perjalanan harus tetap terjaga. Bila memang lelah dan mengantuk, ya sebaiknya menepi atau istirahat. Jangan memaksakan fisik terlalu keras untuk segera sampai di tujuan.

“Intinya harus berhati-hati, perhatikan juga kondisi kendaraan saat bepergian. Jangan sampai kelalaian dalam persiapan menjadi masalah di perjalanan.” ungkap tegar.

Kasat Lantas Polres Subang AKP Asep mengingatkan kepada pengendara agar selalu berhati-hati ketika berkendara di jalur tanjakan aman. ” Selalu fokus ketika berkendara, ” katanya.

Jalur jalan yang curam, menurun dan menanjak, tentunya akan menyulitkan pengendara yang belum terbiasa akan median jalan.Akan hal tersebut pihaknya telah memasang papan peringatan untuk mencegah kecelakaan terjadi.” Gunakan gigi rendah saat berkendara dijalan menurun,pastikan kondisi mesin prima,” tegasnya.

Dari pengamatan di lapangan, untuk menampung  kendaraan yang mengalami rem blong. Sejak 2020 lalu Pemprov Jabar telah menyediakan enam titik jalur penyelamat.

Sepanjang tanjakan, berfungsi untuk menghentikan laju kendaraan secara aman dengan menggunakan media pasir dan kerikil yang menanjak. Tujuannya adalah untuk meminimalkan kecelakaan fatal di tanjakan tersebut

Seperti diketahui, Lokasi Tanjakan Emen tak jauh dari perbatasan Subang dengan Bandung Barat, yang menghubungkan kawasan Gunung Tangkuban Perahu dan wisata pemandian air panas Ciater. Apabila dari arah Subang, jalanan itu berupa tanjakan yang terjal, sedangkan dari arah Bandung berupa turunan. Posisi Tanjakan tersebut memang cukup ekstrem, bahkan terdapat tikungan tajam.( Hru)