
Foto : Istimewa
SUBANG -Sebanyak 97 bencana alam terjadi di wilayah Kabupaten Subang selama Januari-Maret 2025. Bencana hidrometeorologi yang didominasi angin kencang dan tanah longsor itu masih berisiko terjadi selama perubahan musim hujan ke kemarau.
”Subang itu potensi bencananya sangat banyak. Ada gunung berapi, lautan, dan banyak lagi potensi lainnya,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Subang Udin Jazudin, Kamis 10 April 2025
Dia menyebutkan, BPBD telah melakukan upaya kesiapsiagaan bencana, berupa latihan atau simulasi penanganan bencana alam. Kegiatan itu dilakukan secara berkesinambungan di tengah masyarakat maupun sekolah-sekolah.
Dari segi peralatan, Udin memastikan pemerintah daerah telah mempersiapkan sistem peringatan dini setelah terjadi bencana alam. Di antaranya, untuk bencana gempa bumi dan banjir bandang maupun rob.
”Subang itu potensinya sangat besar untuk banjir, itu karena punya tiga sungai yang besar, penyumbang banjir. Pertama, Sungai Cipunagara, ada Sungai Ciasem, dan Sungai Cilamaya,” ujarnya.
Udin menjelaskan, banjir biasanya terjadi akibat kiriman air dari hulu, sedangkan di hilir terjadi kenaikan permukaan air laut ke permukaan. BPBD Subang biasanya akan berkoordinasi dengan pengelola bendungan tersebut untuk mengatur pintu air saat terjadi hujan lebat di wilayah Subang selatan.
Sementara itu, dari 97 bencana alam yang terjadi, 58 di antaranya adalah angin kencang, ditambah 4 kejadian angin puting beliung. Bencana kedua paling banyak adalah tanah longsor yang tercatat hingga 23 kejadian, sedangkan banjir 8 kali kejadian. Korban yang terdampak bencana alam secara keseluruhan mencapai 7.282 jiwa dari 2.267 keluarga. BPBD Subang juga mencatat ada 3 korban jiwa dan 1 korban yang hilang akibat bencana alam tersebut.