
foto : istimewa
Infoaktual – Komoditas makanan seperti beras, rokok, dan kopi sachet kembali tercatat sebagai penyumbang utama garis kemiskinan nasional pada Maret 2025. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa beras tetap menjadi penyumbang terbesar terhadap garis kemiskinan, baik di wilayah perkotaan maupun perdesaan.
Di wilayah perkotaan, beras menyumbang sebesar 21,06 persen, disusul rokok kretek filter sebesar 10,72 persen, dan telur ayam ras sebesar 4,50 persen. Di perdesaan, kontribusi beras bahkan lebih tinggi, yakni 24,91 persen, diikuti rokok kretek filter 9,99 persen, dan telur ayam 3,62 persen
Peran rokok terhadap garis kemiskinan bahkan lebih besar dibandingkan bahan pangan esensial lain seperti daging ayam ras, bawang merah, hingga cabai rawit.
Rokok kretek filter secara konsisten menjadi komoditas kedua terbesar dalam struktur pengeluaran masyarakat miskin, setelah beras. Pada periode sebelumnya (September 2024), rokok juga menempati posisi serupa dengan sumbangan sebesar 10,67 persen (perkotaan) dan 9,76 persen (perdesaan).
Yang menarik, kopi sachet juga masuk dalam 10 besar komoditas penyumbang garis kemiskinan. Ini menunjukkan tingginya konsumsi masyarakat terhadap produk tersebut, meski tidak termasuk dalam kebutuhan pokok bergizi.
BPS menghitung garis kemiskinan secara lokal di setiap wilayah kabupaten/kota dengan memperhatikan garis kemiskinan makanan yang menentukan 73,67% komponen (perkotaan) atau 76,07% (perdesaan), di hitung dari kebutuhan energi minimal 2.100 kkal per kapita per hari dan garis kemiskinan non-makanan yang menentukan 26,33% komponen di perkotaan atau 23,93% di perdesaan, terdiri dari kebutuhan sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan.Disamping itu Badan Pusat Statistik (BPS) juga menetapkan garis kemiskinan nasional sebesar Rp 609.160 per kapita per bulan pada Maret 2025.